Siapa yang Menerapkan Tanam Paksa di Indonesia? - Quezzen

Sabtu, 19 Februari 2022

Siapa yang Menerapkan Tanam Paksa di Indonesia?

Tanam paksa atau biasa dikenal dengan sebutan CultuurStelsel merupakan kebijakan yang sangat merugikan rakyat Indonesia. 

Apa Tujuan Tanam Paksa?

Tanam paksa sendiri bertujuan untuk keuntungan Belanda yang ingin menanam tanaman ekspor seperti nila, kopi, dan tebu di negara yang super subur ini. 

Dengan menanam tanaman ekspor, Para petinggi Hindia Belanda berharap dapat menambah pemasukan yang besar untuk membayar kerugian yang diakibatkan oleh terjadinya peperangan hingga mengatasi krisis keuangan yang tengah terjadi di Hindia Belanda. 

Siapa yang Menerapkan Tanam Paksa

Siapa yang pertama kali menerapkan tanam paksa di Indonesia? 

Sosok di balik penerapan tanam paksa atau Cultuurstelsel yang terjadi di Indonesia adalah Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang bernama Johanes Van den Bosch.  Dia terkenal di indonesia waktu itu, sama terkenaalnya dengan nama penemu ikan yakni mbah moedjair yang asal indonesia.

Bagaimana sistem tanam paksa? 

Adapun sistem tanam paksa yang diterapkan oleh Hindia Belanda ini merupakan sebuah gabungan dari aturan kewajiban menanam tanaman ekspor yang kemudian hasil tanaman tersebut harus diserahkan ke VOC (contingenteringen) dengan cara sewa tanah atau membayar pajak tanah (landelijk stelsel). 

Dilansir dari buku catatan pinggir (2006) karya Muhammad Goenawan merincikan sistem tanaman paksa adalah sebagai berikut: 

1. Hindia-belanda menuntut semua pribumi agar menyediakan tanah pertanian sebanyak seperlima bagian dari tanah masing-masing untuk ditanami jenis tanaman perdagangan. 

2. Hasil tanaman tersebut dianggap sebagai pembayaran pajak hingga bagi yang menanam tanaman perdagangan mendapatkan kebebasan dari wajib pajak. 

3. Adapun bagi rakyat yang tidak memiliki tanah pertanian, maka sebagai gantinya mereka harus bekerja selama 66 hari/satu tahun di perkebunan atau pabrik milik pemerintahan Hindia Belanda. 

4. Waktu dari penanaman hingga panen diwajibkan tidak boleh melebihi 3 bulan. 

5. Apabila hasil pertanian mengalami melebihi dari batas ketentuan, maka akan dikembalikan kepada pribumi. 

6. Kerugian yang diakibatkan oleh bencana alam atau terserang hama akan ditanggung oleh pemerintah Hindia-Belanda. 

Wilayah mana saja yang diberlakukan tanam paksa? 

Untuk cakupan sistem wilayahnya, Johanes Van den Bosch tidak menerapkan sistem tanam paksa ke seluruh wilayah Hindia Belanda. Menurut buku Berjuang menjadi Wirausaha: Sejarah Kehidupan Kapitalis Bumi Putra Indonesia (2008) yang ditulis oleh Wasino menyebutkan bahwa pelaksanaan tanam paksa di luar pulau jawa meliputi daerah Sumatera Barat, Palembang, Minahasa, Ambon, Minangkabau, dan daerah Banda. 

Adapun di daerah pulau Jawa, disebutkan dalam buku sistem politik kolonial dan administrasi pemerintahan Hindia Belanda (2001) yang ditulis oleh Daliman menerangkan bahwa tanam paksa diberlakukan di daerah Semarang, Jepara, Pasuruan, Surabaya, Tegal, Pekalongan, hingga karesidenan Cirebon. 

Apa dampak sistem tanam paksa yang terjadi di Indonesia? 

Dampak dari sistem tanam paksa yang terjadi di Indonesia ini adalah kelangkaan pangan yang menyebabkan kelaparan pada pribumi. Hal tersebut terjadi karena para pribumi harus mengurusi tanaman perkebunan dibandingkan dengan mengurusi ladang dan sawah mereka. 

Kelangkaan pangan juga Mulai menyebabkan banyak sekali penyakit hingga jumlah kematian meningkat dalam waktu yang bisa dibilang singkat. 

Baca Juga

0 Comment:

Posting Komentar


Top